Selasa, 19 Mei 2015

[040] Al Mu'min Ayat 018

««•»»
Surah Al Mu'min 18

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ
««•»»
wa-andzirhum yawma al-aazifati idzi alquluubu ladaa alhanaajiri kaatsimiina maa lilzhzhaalimiina min hamiimin walaa syafii'in yuthaa'u
««•»»

Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.
««•»»
Warn them of the Imminent Day[1] when the hearts will be at the throats, choking with suppressed agony, [and] the wrongdoers will have no sympathizer, nor any intercessor who might be heard.
[1] Cf. ‘the Imminent [Hour]’ (53:57).
««•»»

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa Dia memerintahkan Rasul supaya memperingatkan kaumnya yang musyrik tentang akan datangnya Hari Kiamat yang tidak lama lagi. Oleh karenanya mereka diingatkan untuk mencabut diri mereka dari perbuatan jahat yang dilarang oleh agama, memperbaiki akidah mereka yang sesat, yang menyebabkan mereka di azab nanti di akhirat dengan azab yang pedih. hari itu sangat mengerikan, keadaan sangat menakutkan, kesedihan tak terkirakan lagi sehingga jantung terasa sesak sampai kekerongkongan, napas turun naik, nyawa keluar masuk sampai mereka menemui ajalnya. Pada hari itu tak seorangpun yang dapat menolong orang-orang yang telah menganiaya diri mereka dengan mempersekutukan Allah SWT, tidak ada seorang pembela yang memintakan mereka syafaat yang dapat diterima permintaannya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat) yakni hari kiamat. Berasal dari kata Azifar Rahiilu, artinya, Waktu berangkat telah dekat (yaitu ketika kalbu) menyesak karena dicekam rasa takut (sampai) artinya hingga sesaknya terasa sampai (di kerongkongan dengan menahan kedukaan) penuh dengan kesedihan. Lafal Kaazhimiina ini adalah Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Al-Quluubu, kemudian dianggap sebagai jamak dengan memakai huruf Ya dan Nun karena diibaratkan kepada para pemiliknya. (Tiada teman-teman yang setia bagi orang-orang yang zalim) maksudnya tiada teman sejawat dan dekat (dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya) yang dapat diterima syafaatnya; lafal Yuthaa`u sebagai sifat, tidak mengandung pengertian apa-apa, karena pada asalnya tiada syafaat bagi mereka, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun." (Q.S. Asy-Syu`ara, 100). Tetapi kalau lafal Syafii`in, memang mengandung makna, karena ditinjau dari segi dugaan mereka yaitu, bahwasanya mereka memiliki pemberi-pemberi syafaat. Maksudnya, seandainya mereka memberi syafaat, niscaya syafaat mereka tidak akan diterima.
««•»»
And warn them of the Impending Day, namely, the Day of Resurrection (al-azifa, as in azifa al-rahīlu, ‘departure is very near’) when the hearts will, rising up in fear, reach the throats, choking with anguish, filled with [suppressed] anxiety (kāzimīna is a circumstantial qualifier referring to al-qulūbu, ‘the hearts’, which is qualified by the [active animate participle] plural [kāzimīna] and referred to as though they were the very individuals themselves). The evildoers will not have any intimate [friend], [any] sympathiser, nor any intercessor who might be heeded — the adjectival qualification [‘who might be heeded’] has no [literal] significance, for they do not have intercessors in the first place: So [now] we have no intercessors … [Q. 26:100]. The first part, however, may [be said to] have significance if [understand] on the basis of their claim to have intercessors, and so, in other words, even if — hypothetically speaking — they [their intercessors] did intercede for them, they would not be heeded.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of85
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=40&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#40:18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar